Dahulu kala Xiangqi 象棋 merupakan sebuah permainan masyarakat Tionghoa untuk mengisi waktu senggang bersama dengan beberapa teman/ sahabat, disaat senggan masyarakat Tionghoa berkumpul baik di Yayasan/ Perkumpulan Sosial Masyarakat Tionghoa maupun di Klenteng-klenteng maupun diwarung kopi.
Tulisan ini berupa sebuah pengalaman penulis yang tujuh (7) tahun sebagai Pengurus Provinsi Persatuan Xiangqi Indonesia (Pengprov. PEXI) Jambi (占碑象棋公会). Dari pengalaman tahun ke tahun bertambah banyak sifat dan watak yang diperlihatkan dari seorang atlit/ pemain.
Sebenarnya sebagai seorang atlit/ pemain, dengan perkembangan jaman dari tahun ke tahun, hingga Xiangqi (象棋) tidak saja sebagai sebuah permainan sekedar untuk mengisi waktu senggang, kumpul dengan teman-teman dan bermain Xiangqi (象棋) di Yayasan/ Perkumpulan Sosial, maupun bermain di tempat ibadah atau diwarung kopi, bahkan kini Xiangqi telah menjadi sebuah pertandingan (tournament) antar Daerah, Asia dan Dunia.
Pertandingan di Tingkat Provinsi yang disebut dengan Kejuaraan Xiangqi Daerah (KEJURDA), untuk di Tingkat Nasional disebut Kejuaraan Xiangqi Nasional (KEJURNAS), selanjutnya di Tingkat Asia disebut Asian Xiangqi Championship dan World Xiangqi Championships. Bahkan kini telah terdapat perkumpulan-perkumpulan Xiangqi diseluruh dunia (daftar terlampir).
Tingkah laku atlit/ pemain Xiangqi (象棋) :
Kini, sebagian besar atlit/ pemain hanya tahu apa yang menjadi hak mereka sebagai seorang atlit/ pemain, namun tidak mau tahu atau pura-pura tidak tahu dukanya seorang pengurus untuk bisa mendapatkan sumber dana untuk kegiatan mereka. Sebagai sebuah perbandingan dikala Kejurda, ada atlit/ pemain yang melihat apa dalam kejuaraan tersebut ada hadiah yang berupa uang atau tidak, apabila ada hadiah berupa uang maka mereka akan ikut, bila mereka tidak akan ikut bertanding, selain itu juga apabila telah menjadi juara daerah dan mengikuti pertandingan Tingkat Nasional ada lagi tuntutan ini dan itu.
Respon dari Pengurus Xiangqi (象棋) :
Dengan adanya sikap yang kurang terpuji dari seorang atlit/ pemain, maka beraneka ragam tanggapan dari pada pengurus, bahwa ada pengurus yang meminta lebih baik Xiangqi dibubarkan saja dari pada mengurus orang yang tidak bias diurus dan belum lagi menjadi juara Asia atau Dunia, perlu penulis menyampaikan bahwa sebagian besar (80%) pengurus Xiangqi daerah penulis tidak bisa bermain Xiangqi, ada juga pengurus yang mengharapkan agar para atlit/ pemain bisa menunjukan jati diri sebagai seorang atlit/ pemain dan mempunyai prestasi baik di tingkat Asia maupun Dunia (ranking lima besar). Seperti tahun 2008, dimana Pengprov Jambi nyaris tidak akan mengirimkan atlit/ pemain senior, lantaran permasalahan ada setiah tahun harus mengeluarkan dana sampai puluhan juta rupiah.
Harapan kemajuan Xiangqi ada ditangan generasi mendatang :
Kini maju mundurnya Persatuan Xiangqi di Jambi, tinggal ditangan para generasi muda mendatang, apakah mereka prestasi mereka kian maju atau kian mundur, semua itu tergantung kepada individu masing-masing atlit/ pemain. (Romy - Perwakilan Majalah DI Wilayah Jambi)
Tulisan ini berupa sebuah pengalaman penulis yang tujuh (7) tahun sebagai Pengurus Provinsi Persatuan Xiangqi Indonesia (Pengprov. PEXI) Jambi (占碑象棋公会). Dari pengalaman tahun ke tahun bertambah banyak sifat dan watak yang diperlihatkan dari seorang atlit/ pemain.
Sebenarnya sebagai seorang atlit/ pemain, dengan perkembangan jaman dari tahun ke tahun, hingga Xiangqi (象棋) tidak saja sebagai sebuah permainan sekedar untuk mengisi waktu senggang, kumpul dengan teman-teman dan bermain Xiangqi (象棋) di Yayasan/ Perkumpulan Sosial, maupun bermain di tempat ibadah atau diwarung kopi, bahkan kini Xiangqi telah menjadi sebuah pertandingan (tournament) antar Daerah, Asia dan Dunia.
Pertandingan di Tingkat Provinsi yang disebut dengan Kejuaraan Xiangqi Daerah (KEJURDA), untuk di Tingkat Nasional disebut Kejuaraan Xiangqi Nasional (KEJURNAS), selanjutnya di Tingkat Asia disebut Asian Xiangqi Championship dan World Xiangqi Championships. Bahkan kini telah terdapat perkumpulan-perkumpulan Xiangqi diseluruh dunia (daftar terlampir).
Tingkah laku atlit/ pemain Xiangqi (象棋) :
Kini, sebagian besar atlit/ pemain hanya tahu apa yang menjadi hak mereka sebagai seorang atlit/ pemain, namun tidak mau tahu atau pura-pura tidak tahu dukanya seorang pengurus untuk bisa mendapatkan sumber dana untuk kegiatan mereka. Sebagai sebuah perbandingan dikala Kejurda, ada atlit/ pemain yang melihat apa dalam kejuaraan tersebut ada hadiah yang berupa uang atau tidak, apabila ada hadiah berupa uang maka mereka akan ikut, bila mereka tidak akan ikut bertanding, selain itu juga apabila telah menjadi juara daerah dan mengikuti pertandingan Tingkat Nasional ada lagi tuntutan ini dan itu.
Respon dari Pengurus Xiangqi (象棋) :
Dengan adanya sikap yang kurang terpuji dari seorang atlit/ pemain, maka beraneka ragam tanggapan dari pada pengurus, bahwa ada pengurus yang meminta lebih baik Xiangqi dibubarkan saja dari pada mengurus orang yang tidak bias diurus dan belum lagi menjadi juara Asia atau Dunia, perlu penulis menyampaikan bahwa sebagian besar (80%) pengurus Xiangqi daerah penulis tidak bisa bermain Xiangqi, ada juga pengurus yang mengharapkan agar para atlit/ pemain bisa menunjukan jati diri sebagai seorang atlit/ pemain dan mempunyai prestasi baik di tingkat Asia maupun Dunia (ranking lima besar). Seperti tahun 2008, dimana Pengprov Jambi nyaris tidak akan mengirimkan atlit/ pemain senior, lantaran permasalahan ada setiah tahun harus mengeluarkan dana sampai puluhan juta rupiah.
Harapan kemajuan Xiangqi ada ditangan generasi mendatang :
Kini maju mundurnya Persatuan Xiangqi di Jambi, tinggal ditangan para generasi muda mendatang, apakah mereka prestasi mereka kian maju atau kian mundur, semua itu tergantung kepada individu masing-masing atlit/ pemain. (Romy - Perwakilan Majalah DI Wilayah Jambi)