JAMBI – Sepertinya Persatuan Xiangqi Indonesia (Pexi), organisasi olahraga asah otak asal China yang lebih dikenal dengan sebutan catur gajah bakal kembali vakum, pada hal PEXI telah lakukan berbagai even, baik di tingkat daerah, nasional dan internasional, lantas apa penyebab PEXI diselimuti mendung,?
Persatuan Xiangqi Indonesia (Pexi) dideklarasi pada tahun 2000 oleh para pecinta Xiangqi di Jakarta, awalnya di pimpin oleh (pur) Brigjend Tedy Yusuf, Melalui Munas Pexi ke-II di Bangka Belitung (Babel) tahun 2005 terpilih Bunyanto Eka Cendana sebagai ketua umum, yang mana sebelumnya Bunyanto adalah ketua harian PB Pexi.
Dimasa kepeminpinan (pur) Brigjend Tedy Yusuf, telah membentuk beberapa Pengprov yang berhasil melakukan berbagai even di daerah, seperti adanya Kejuaraan Daerah (Kejurda) Xiangqi, Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Xiangqi dan mengikuti beberapa kejuaraan setingkat internasional.
Namun tampaknya kejayaan Xiangqi masa lalu, bakal lenyap dalam sekejap, lantaran beberapa even bergengsi tidak dapat dilaksanakan oleh Pengurus Besar Persatuan Xiangqi Indonesia (PB-Pexi).
Taher Ferdian dipilih dalam Musyawarah Nasional (Munas) Ke-III, 23-24 Mei 2009 di Hotel Batavia, Jakarta, bahkan sampai kini induk cabang olahraga asah otak belum lagi dilantik. Yang lebih menyedihkan adalah beberapa agenda utama gagal dilaksanakan oleh PB, seperti even tahunan tingkat nasional (kejurnas) tahun ini tidak diadakan, yang paling parah adalah pembatalan pengiriman atlitnya ke Asian Indoor Games di Kota Hanoi, Vietnam, 2 September 2009 mendatang, tahun 2007 PB Pexi juga gagal mengirimkan atlitnya ke Asian Indoor Games di Macau.
Yang menjadi kendala menurut Ketua Umum PB Pexi, Taher Ferdian, bahwa saat ini PB Pexi belum mempunyai dana untuk melakukan semua kegiatan, baik yang bersifat nasional maupun untuk bertaraf internasional, selain itu, Taher menyatakan bahwa team manager Asian Indoor Games tidak berfungsi sebagaimana mestinya, “lebih baik kita benahi organisasi kedalam dahulu dan tidak usah menyalahkan siapa-siapa,” kalimat yang disampaikan Taher dalam pesan singkatnya.
Lantas apa penyebab tidak dikirimnya atlit Xiangqi Indonesia ke Asian Indoor Games di Vietnam.? Kabar burung dari beberapa pengurus inti menyatakan, bahwa awalnya team manager sanggup mengalang dana untuk membiayai pengiriman atlit ke Vietnam, namun ternyata timnas gagal mengalang dana dari pengprov yang atlitnya ikut ke Asian Indoor Games.
Diantara yang menolak adalah dari Pengprov DKI, Jateng, Babel, Sumsel, Jambi, Jatim, Jabar, mereka menyatakan dalam pelaksanaan Kejurnas serta pembatalan pengiriman atlit Xiangqi ke Asian Indoor Games merupakan kegagalan PB Pexi melaksanakan roda organisasi dan mandat munas, selain itu untuk pengiriman atlit ke even internasional, sepenuhnya tanggung jawab PB, oleh karena itu para Pengprov meminta untuk segera dilakukan Rakernas bila perlu adakan Munaslub demi menyelamatkan Xiangqi di tanah air.
Tugas pokok Pengprov adalah membina atlit di daerah dan mengikuti even yang bersifat lokal, seperti Kejuaraan Daerah (kejurda) Xiangqi dan Kejuaraan Nasional (kejurnas) Xiangqi, dengan biaya dari masing-masing Pengprov. Tampaknya kini cabang olahraga Xiangqi bagaikan tengah diselimuti awan yang gelap. (RM)
Persatuan Xiangqi Indonesia (Pexi) dideklarasi pada tahun 2000 oleh para pecinta Xiangqi di Jakarta, awalnya di pimpin oleh (pur) Brigjend Tedy Yusuf, Melalui Munas Pexi ke-II di Bangka Belitung (Babel) tahun 2005 terpilih Bunyanto Eka Cendana sebagai ketua umum, yang mana sebelumnya Bunyanto adalah ketua harian PB Pexi.
Dimasa kepeminpinan (pur) Brigjend Tedy Yusuf, telah membentuk beberapa Pengprov yang berhasil melakukan berbagai even di daerah, seperti adanya Kejuaraan Daerah (Kejurda) Xiangqi, Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Xiangqi dan mengikuti beberapa kejuaraan setingkat internasional.
Namun tampaknya kejayaan Xiangqi masa lalu, bakal lenyap dalam sekejap, lantaran beberapa even bergengsi tidak dapat dilaksanakan oleh Pengurus Besar Persatuan Xiangqi Indonesia (PB-Pexi).
Taher Ferdian dipilih dalam Musyawarah Nasional (Munas) Ke-III, 23-24 Mei 2009 di Hotel Batavia, Jakarta, bahkan sampai kini induk cabang olahraga asah otak belum lagi dilantik. Yang lebih menyedihkan adalah beberapa agenda utama gagal dilaksanakan oleh PB, seperti even tahunan tingkat nasional (kejurnas) tahun ini tidak diadakan, yang paling parah adalah pembatalan pengiriman atlitnya ke Asian Indoor Games di Kota Hanoi, Vietnam, 2 September 2009 mendatang, tahun 2007 PB Pexi juga gagal mengirimkan atlitnya ke Asian Indoor Games di Macau.
Yang menjadi kendala menurut Ketua Umum PB Pexi, Taher Ferdian, bahwa saat ini PB Pexi belum mempunyai dana untuk melakukan semua kegiatan, baik yang bersifat nasional maupun untuk bertaraf internasional, selain itu, Taher menyatakan bahwa team manager Asian Indoor Games tidak berfungsi sebagaimana mestinya, “lebih baik kita benahi organisasi kedalam dahulu dan tidak usah menyalahkan siapa-siapa,” kalimat yang disampaikan Taher dalam pesan singkatnya.
Lantas apa penyebab tidak dikirimnya atlit Xiangqi Indonesia ke Asian Indoor Games di Vietnam.? Kabar burung dari beberapa pengurus inti menyatakan, bahwa awalnya team manager sanggup mengalang dana untuk membiayai pengiriman atlit ke Vietnam, namun ternyata timnas gagal mengalang dana dari pengprov yang atlitnya ikut ke Asian Indoor Games.
Diantara yang menolak adalah dari Pengprov DKI, Jateng, Babel, Sumsel, Jambi, Jatim, Jabar, mereka menyatakan dalam pelaksanaan Kejurnas serta pembatalan pengiriman atlit Xiangqi ke Asian Indoor Games merupakan kegagalan PB Pexi melaksanakan roda organisasi dan mandat munas, selain itu untuk pengiriman atlit ke even internasional, sepenuhnya tanggung jawab PB, oleh karena itu para Pengprov meminta untuk segera dilakukan Rakernas bila perlu adakan Munaslub demi menyelamatkan Xiangqi di tanah air.
Tugas pokok Pengprov adalah membina atlit di daerah dan mengikuti even yang bersifat lokal, seperti Kejuaraan Daerah (kejurda) Xiangqi dan Kejuaraan Nasional (kejurnas) Xiangqi, dengan biaya dari masing-masing Pengprov. Tampaknya kini cabang olahraga Xiangqi bagaikan tengah diselimuti awan yang gelap. (RM)