KOTA JAMBI – Permainan Xiangqi atau Catur Gajah ini pada umumnya orang beranggapan berasal dari daratan China, bila telusuri kini telah berkembang pesat tidak saja dikalangan warga masyarakat Tionghoa melainkan saat telah digemari masyarakat non Tionghoa (tingkat Junior putra-putri).
Sebagaimana Sebagai Pelaksana Program Kerja PEXI, yang ditetapkan oleh Munas PEXI September 2007 di Pekanbaru (Kepulauan Riau) dan agenda tahunan Persatuan Xiangqi Indonesia (PEXI) Jambi, maka untuk dapat mengembangkan minat main/berlatih di generasi muda baik pria maupun wanita diusia dini melalui SD, SMP, SMA dan Penguruan Tinggi sehngga bisa menciptakan pemain-pemain Xiangqi (catur gajah) yang handal.
Maka Pengda PEXI Jambi, setiap tahun melakukan pertandingan yang disebut Kejuaraan Xiangqi (kejurda) se-Provinsi Jambi, dari 24-28 Agustus 2008 yang diikuti Atlit Junior Putra-Putri dari SD, SMP dan SMA dari Kota Jambi maupun Kabupaten Merangin. Tema Kejurda “ Dengan Memasyarakat Olahraga dan Mengolah ragakan Masyarakat Xiangqi DIKALANGAN GENERASI MUDA, MARI kita Tingkatkan Persatuan & Kesatuan Bangsa, DAN MELESTARIAN SENI BUDAYA XIANGQI DITENGAH-TENGAH MASYARAKAT INDONESIA “.
Acara dibuka secara resmi oleh Ketua Panitia Penyelenggara Surya Dwipa yang didampingi Sekretaris PEXI Jambi dan pengurus lainnya dengan menjalankan buah catur sebagai langka pertama, peserta terdiri dari Sekolah Kristen Bina Kasih Jambi (SD-SMP), SMA Unggul Sakti Kota Jambi serta SMPN 1 dan SMPN 12 Merangin, selain itu Kejurda Xiangqi ke-7 kali ini diikuti 18 altit Junior Putra dan 7 Atlit Junior Putri, enam diantaranya adalah atlit non Tionghoa.
Olahraga Xiangqi (Baca : Siang = Gajah dan Ci = Catur), merupakan suatu permainan rakyat yang berkembang menjadi sebuah cabang olahraga, khususnya masyarakat Tionghoa Indonesia, karena adanya pembatasan pada zaman era Orde Baru, permainan Xiangqi praktis terhenti.
Permainan ini merupakan hasil pengembangan dari sejenis permainan catur yang berasal dari Asia Tengah, yang telah berusia lebih dari dua ribu lima ratus tahun, dan dalam penyebarannya ke barat sampai ke daratan Eropa yang dibawa oleh Khalifah Harun Al’rasyid dan ke utara sampai ke daratan Tiongkok dibawa oleh para musafir/saudagar-saudagar kaya, dikedua wilayah itu masing-masing mengalami perobahan fundamental dan modifikasi bentuk, di Eropa merupa catur biasa sedangkan di Tiongkok berupa Xiangqi.
Ditanah air kita ini, jenis permainan Xiangqi tersebut usianya sama tuanya dengan usianya arus kedatangan (migrasi) warga keturunan Tionghoa ke Nusantara pada Abad ke XIV (rom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar